Senin, 10 Oktober 2016

SERBA SERBI TOT LITERASI PRODUKTIF BERBASIS IT

 

SERBA SERBI TOT LITERASI PRODUKTIF BERBASIS IT
Oeh Idaharyani
Berawal dari ketidaksengajaanku membuka link yang memuat pengumuman pelatihan literasi berbasis IT yang akan dilaksanakan oleh IGI, walaupun persyaratannya harus mengirim karya (tidak harus karya tulis), membuat TOR, dan memiliki brand pribadi, serta membayar sebagai peserta mandiri namun saya tetap memiliki keinginan yang kuat untuk mendaftar.
Akhirnya bersama 149 rekan lainnya dari seluruh Indonesia kami terbang menuju Surabaya dengan sasaran LPMP Jatim sebagai tempat kegiatan. Kegiatan TOT itu sendiri bergeser dari rencana awal akan dilaksanakan pada tanggal 30 september hingga 3 oktober 2016 menjadi tanggal 6 hingga 9 oktober 2016.
Setelah tiba di LPMP kami diasramakan di gedung F LPMP, gedung dengan sarana selevel hotel bintang 3 walaupun kamarnya tanpa TV, kamipun beristirahat sejenak untuk selanjutnya mengikuti acara perkenalan dan pembukaan.
Pada acara pembukaan ketua umum yang di dunia maya lebih dikenal dengan MRR berorasi, dengan suara lantang dan penuh keyakinan bahwa IGI kedepannya akan menjadi besar dan kompetensi guru diseluruh di Indonesia akan meningkat, melalu peserta TOT IGI akan mampu menerima tantangan dari DIRJEN GTK Bapak untuk meningkatkan kompetensi guru, pak MRR berencana untuk menghasilkan minimal 15.000 guru telah dilatih pada tahun 2017, suatu cita-cita yang ambisius dan sulit untuk direalisasikan setidaknya menurut pendapat saya pada saat itu.
Pak MRR memaparkan rencananya kedepan, usaha yang akan ditempuh untuk meraih cita-cita ambisiusnya, memaparkan sumber dana yang akan diperoleh dari hasil kerjasama dengan perusahaan elektronik terbesar saat ini di Indonesia seperti Samsung, IGI menjalin kerjasama yang menguntungkan melalui penjualan tablet A8, setelah menyimak rencana-rencana besar sang ketum melalui kerjasama dengan Samsung, Garuda, Indosat, dan perusahaan swasta maupun BUMN lainnya maka pendapat saya menjadi berubah, cita-cita untuk melatih 15.000 orang guru dalam setahun bukanlah hanya isapan jempol semata, keyakinan belia ada dasarnya dan sayapun yakin akan lebih dari itu yang dapat dilatih.
Hari berikutnya kami mulai dibekali bagaimana memiliki mental yang kuat untuk menghadapi tantangan dan rintangan di daerah masing-masing baik tantangan yang berasal dari organisasi profesi lainnya maupun dari pemerintah setempat, bagaimana cara menjadi pemimpin karena guru itu sesungguhnya adalah pemimpin menurut sang ketum.
Selain ketahanan mental kami juga diberikan materi yang tak kalah bermanfaatnya bagi peserta TOT, seperti berikut ini :
1. Dari Samsung  mengupas habis pemanfaatan tablet A8 Samsung bagi guru dan siswa, pengalaman yang luar biasa, melalui mas Banu semua peserta berlomba-lomba untuk mengetahui manfaat seluruh tombol yang ada, satu hari waktu yang diberikan ke mas Banu dan kawan-kawan rasanya belum cukup, animo peserta sangat tinggi, seluruhnya aktif mencoba dan berdiskusi.
2. Para master yang disiapkan oleh PP IGI membawakan materi sesuai brandnya masing-masing, kamipun dibagi dalam enam kelompok yang dinamakan dengan sebutan kanal berdasarkan brandnya, walaupun seluruh peserta menghendaki untuk menguasai seluruh materi yang diberikan.
a. Kanal NEMU BALI (menulis dengan mulut membaca dengan telinga) dengan masternya pak Mampuono (SEKJEN IGI) dan komik bersama pak Abdul Karim sebagai masternya.
b. Kanal SAGUSANOV (Satu guru satu karya inovatif) dengan masternya pak Kholik dan pak Elyas.
c. Kanal SAGUSABLOG (satu guru satu blog) dengan masternya pak Dahli Ahmad dan pak Mr Mung.
d. Kanal SERDU SAGUSATAB (Server edukasi satu guru satu tablet) dengan masternya pak Sukari dkk.
e. Kanal SAGUSAKTI (satu guru satu karya tulis) dengan masternya ketua IGI Bondowoso.
f. Kanal SAGUSAKU (satu guru satu buku) versi penulis dengan masternya  penulis 172 buku pak Slamet Riyanto dan pak Joko Waluyo.
3. Pada hari terakhir pak Satria Dharma (Bapak Literasi Nasional) dan Mantan ketua umum IGI selaku dewan pembina IGI memberikan motivasi kepada 150 peserta TOT.
4. Sebelum acara penutupan pak ketum harus meninggal arena TOT karena anaknya masuk UGD (sakit), demikian pula Sekjen IGI yang enerjik dan pintar menyanyi harus pula pulang duluan, akhirnya tongkat kepemimpinan berada ditangan bu Rosnaeni yang bersuara lantang namun humoris selaku ketua harian dan sekaligus menutup kegiatan secara resmi.
5. Kepulangan adalah saat-saat yang ditunggu oleh semua peserta. Tidak semua diantara peserta menggunakan pesawat Garuda Miles, 40 orang diantara kami menikmati fasilitas garuda dan sisanya menggunakan pesawat dan kendaraan lainnya.
Saya sendiri menggunakan lion air. Awalnya penerbangan kami tidak ada masalah, setelah menempuh perjalanan satu jam detik-detik menegangkanpun terjadi pada 20 menit sebelum mendarat (seharusnya) cuaca sangat buruk di atas daratan Sulawesi, pesawat bergoncang keras, petir dan kilat menyambar pesawat dengan ganasnya, awan tebal menghadang badan pesawat yang nampak sangat kecil dalam gumpalan awan hitam pekat, seluruh penumpang terdiam mencekam entah tertidur atau berdoa. Kebetulan saat itu saya duduk dekat jendela sehingga dapat mengamati seluruh kejadiannya. Ternyata waktu penerbangan bertambah setengah jam dari seharusnya. Ketengan lepas setelah pesawat mendarat dengan mulus.
Setelah 5 hari meninggalkan keluarga dan pekerjaan akhirnya saya kembali menghadapi rutinitas sebagai guru profesional. Terima kasih pada seluruh pengurus pusat dan pengurus wilayah Sulawesi Selatan yang telah membantu saya mulai dari awal pendaftaran hingga pulang kembali ke rumah, pengalaman ini adalah pengalaman luar biasa bagi saya. Terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya saya berikan kepada Kepala LPMP Jatim yang telah menyiapkan sarana dan prasarana yang sangat layak bagi kami, kepada Samsung, dan tak lupa terima kasih pada Dirjen GTK yang telah menjalin kerjasama dengan IGI. Sampai jumpa ditulisan berikutnya, salam Literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar